Welcome

Ini merupakan situs resmi dari buletin BLESSING yang diprakarsai dan dibuat oleh pemuda-remaja GPIB "Penabur" Surakarta, sebagai bukti bahwa:

"We're creative people"

Kita punya keyakinan kalo buletin BLESSING mampu memberikan suatu dampak yang POSITIVE bagi pertumbuhan iman anggota BPK GP dan PT GPIB "Penabur" Surakarta.

Karna bagi kami tiada yang mustahil di mata TUHAN..

God Bless u...

Selasa, 16 Juni 2009

“Cerita Jam Saku”


Cerita ini melukiskan fakta bahwa sedikit kebohongan dapat tumbuh menjadi sangat besar sehingga tidak bisa ditutupi lagi.


Suatu malam yang gelap dan sunyi, seorang pria berpakaian rapi sedang mengendarai mobilnya saat pulang kerja. Dia berpikir tentang pekerjaannya. Dia menjadi sangat sukses dan dihormati di kota kecil dimana ia tinggal. Dia adalah presiden dari sebuah perusahaan kertas.

Dia menikmati pekerjaannya dan mencintai keluarganya. selagi berpikir, dia melihat sesuatu yang bergerak maju di jalanan.

Setelah dekat ternyata anak laki-laki kecil diatas sepeda, dan dia menginjak remnya dengan keras. Tapi terlambat mobilnya lebih dulu menabrak anak itu, dia melompat keluar dan melihat anak laki-laki itu tergeletak lemas dijalan, tidak sadar, tapi masih hidup. Dia berlari kembali ke mobilnya, cepat-cepat pergi, meninggalkan anak laki-laki yang terluka dijalan. Beberapa menit kemudian, seorang supir truk melewati jalan yang sama. Samar-samar supir truk itu melihat sesuatu dijalan. Pada waktu itu dia menyadari bahwa yang tergeletak itu adalah seorang anak laki-laki kecil, dia menginjak rem, tapi tak dapat dihindari, truknya menghantam anak kecil itu, dengan hati-hati mengangkat anak kecil itu dan membawanya cepat-cepat kerumah sakit, tapi tak ada jalan bagi dokter untuk menyelamatkan anak itu. Hari berikutnya berita kecelakaan tabrak lari itu dengan cepat tersebar ke seluruh kota. Penduduk kota sangat marah karena seseorang dalam mobil menabrak anak itu dan meninggalkannya tanpa menolongnya. Pada hari yang sama ketika presiden pabrik kertas siap pergi ke kantor, anak laki-lakinya bertanya” Ayah, mengapa mobil ayah penyok” presiden kertas itu menjawab, ”ayah akan urus itu, kamu ikut?” selagi dikantor, laki-laki ini dipenuhi rasa bersalah, lalu ia pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian yang sebenarnya, dia langsung masuk penjara.

Penduduk kota, teman-temannya dan keluarganya kaget mendengar bahwa dialah yang telah menabrak anak kecil itu serta meninggalkannya di jalan. Beberapa hari kemudian, seor ang wartawan mendatangi bekas presiden pabrik kertas itu di penjara dan bertanya, ”anda orang yang cukup mampu, punya segalanya, rumah indah dan pekerjaan sukses serta keluarga yang mencintai anda, mengapa anda menabrak anak dan meninggalkannya dijalan?” presiden pabrik kertas itupun bercerita tentang kehidupannya. Pada waktu presiden kertas ini masih kecil, dia sangat bangga pada jam saku ayahnya, dia ingin membawanya ke sekolah untuk dipamerkan, dia tahu ayahnya pasti akan melarangnya, namun ia sangat ingin memamerkannya disekolah. Dia ingin mengambil jam itu setelah ayahnya pergi kekantor, dan mengembalikannya sebelum ayahnya sampai di rumah. Ayahnya tidak pernah tahu akan hal itu. Keesokan harinya, dia menyelinap ke kamar orang tuanya untuk mengambil jam itu, lalu pergi kesekolah. Salah satu temannya ingin memegang tapi kurang hati-hati sehingga jatuh dan pecah berkeping-keping. Ia memungut pecahan itu dan membungkusnya dengan kertas tissue. Selesai sekolah ia langsung menaruh kembali jam yang remuk itu dilaci ayahnya. Ketika ayahnya pulang malam itu dan menemukan jamnya pecah, dia bertanya pada anak laki-lakinya tentang hal itu. Anaknya berbohong serta mengingkari bahwa ia yang memecahkan jam itu.

Kebohongan itu membuat pola padanya untuk berbohong lagi. Setelah dewasa ia tidak jujur terhadap kesalahan yang telah diperbuatnya. Dia terus berbohong, lalu perilaku tidak jujur menjadi kebiasaan baginya. Bahkan ketika ia menabrak anak kecil itu, akibatnya hakim memutuskan 20 tahun penjara. Kalau ia membawa anak kecil itu pada saat kecelakaan terjadi, dia akan menyelamatkan jiwanya dan terhindar dari rasa malu dan penyesalan. Tapi, dia mencoba menutupi kesalahannya dengan kebohongan. Andai saja dia belajar menjadi jujur sewaktu sedang tumbuh, hidupnya tentu akan berakhir lain.


(TMH-From Best Buddies BPK Penabur)

Tidak ada komentar: